[Tulisan ini merupakan ulasan atas cerpen berjudul Langkahku Menuju Padjadjaran, karya Siti Nurul Hidayah (Nunu) yang tayang di portal Sindikasi Pena Hijau. Cerpen bisa dibaca di sini]
Ketika aku membuka situs web Sindikasi Pena Hijau, terlihat judul cerpen teratas terpampang jelas di layar gawaiku. “Langkahku Menuju Padjadjaran”, tajuknya. Tanpa terlebih dahulu membaca siapa nama penulis cerpen itu, aku telah mengetahui dan mengenal sosoknya.
Seorang gadis lucu pendek, cerewet, sok polos, serta punya banyak koleksi meme yang setiap hari duduk di sisi terdekatku di kelas. Setiap hari ia selalu larut dalam lamunannya, berandai-andai menjadi mahasiswi psikologi Universitas Padjadjaran suatu hari nanti. Bahkan wallpaper telepon genggamnya pun bergambarkan logo universitas impiannya itu. Siti Nurul Hidayanti atau kerap disapa Nunu, namanya.
Setelah membaca untaian kata, kalimat, hingga paragraf yang tersusun rapi di dalam cerpen hasil karya Nunu, aku merasa sangat terpesona dengan penggunaan kalimatnya.
Bagaimana tidak? Dia menyusun kata per kata, kalimat per kalimat, hingga paragraf per paragraf yang menuangkan hasil pemikirannya ke dalam sebuah wadah berbentuk cerpen yang berhasil membuat aku, salah satu pembacanya terharu dan kagum.
Alur cerpen nya begitu terstruktur, sehingga berhasil menyampaikan berbagai macam perasaan yang tercampur aduk di dalam cerpen itu kepada pembacanya. Menurutku, Nunu berpeluang besar menjadi seorang penulis sukses di masa depan (Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin).
Tidak jarang pula Nunu menuliskan isi hati dan perspektif uniknya ke dalam berbagai tulisan dengan beragam judul, yang kerap ia unggah di blog pribadinya. Situs web blog pribadinya itu bernama Medium Nunuk.
Aku sering dan senang membaca hasil karya Nunu disana. Ia selalu membagikan link blog pribadinya di story WhatsApp-nya apabila ia sudah mengunggah tulisannya yang baru. Tidak heran bila Nunu mendapatkan nilai 100 perihal tugas menulis cerpen.
Mungkin itu jugalah yang mendasari alasan mengapa tulisan Nunu sangat indah dibaca dan penggunaan katanya mudah dipahami. Setelah membaca banyak hasil karyanya, menurutku di usianya yang masih terbilang belia, ia sudah ahli di bidang itu.
Cerita pendek yang bertajuk “Langkahku Menuju Padjadjaran” hasil karya Siti Nurul Hidayanti mengisahkan tentang bagaimana perjalanan Nunu mengejar mimpinya untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Padjajaran jurusan Psikologi.
Walaupun cerpen itu fiksi, aku rasa tak sepenuhnya kejadian yang terkandung di dalam cerita itu berasal dari imajinasi Nunu belaka. Aku merasa tak asing pada beberapa kejadian yang kutangkap dalam cerpen itu. Sebagai teman sebangkunya, aku tau betul bahwa sebagian besar peristiwa itu benar-benar terjadi di kehidupan nyata Nunu.
Bagaimana Nunu jatuh cinta pada Universitas Padjadjaran, bagaimana tekad dan motivasi Nunu, hingga bagaimana rintangan dan strategi Nunu yang tergambar di dalam cerpen itu sangat tidak jauh beda dengan apa yang benar terjadi di kehidupan sosok aslinya.
Karena tak jarang aku mendengar keluh kesahnya dalam mengejar kampus impiannya itu. Mulai dari celoteh bahwa ia lelah belajar pagi siang malam, tidak tahu bagaimana meyakinkan ibunya agar di izinkan berkuliah di luar pulau Sulawesi, mengeluh karena merasa frustrasi dengan skor hasil try-out UTBK-nya, kepanikannya ketika lupa mengerjakan tugas sekolah karena terlalu giat belajar materi UTBK, hingga curhatan tentang perasaan sukanya kepada sosok laki-laki yang satu bimbel dengannya pun sama-sama mengejar Unpad (maaf ya, Nunu. Hehehehe...).
Tidak jarang ia minta diajari beberapa materi UTBK yang tidak ia pahami. Tentu saja dengan senang hati aku berbagi ilmu dengannya. Dan tidak lupa pula terkadang kupamerkan skor hasil tryout UTBK-ku kepadanya dengan tujuan agar semangatnya semakin membara untuk belajar lebih giat lagi.
Aku berharap semoga cerita pendek yang diberi tajuk “Langkahku Menuju Padjadjaran” oleh Siti Nurul Hidayanti bisa memotivasi banyak orang yang sedang berada di keadaan yang sama, yaitu sedang mengejar dan mengusahakan PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dan jurusan impiannya.
Aku pun turut meng-amin-kan happy ending yang ada di dalam cerpen itu benar terjadi di kehidupan sosok asli tokoh Nunu.
Pesan saya kepada seluruh pembaca yang telah sampai di kalimat ini, khususnya siswa/i kelas 12 SMAN 1 Takalar, mari kita usahakan PTN dan jurusan impian itu, semoga kita semua bisa meraih cita-cita dan impian masing masing, membanggakan keluarga, serta berguna bagi umat, sesama manusia, serta nusa dan bangsa, seperti apa yang telah disampaikan Nunu di dalam cerpennya.
Andi Udhia Akhirah Zaelan. Sehari-hari, Ia akan mudah dikenali saat memakai kacamata sambil tersenyum ramah. Ia termasuk siswa yang namanya tercacat di banyak organisasi eskul di SMAN 1 Takalar. Namun karena semakin jatuh cinta pada fotografi, Ia pun sibuk membersihkan kamera atupun mengedit hasil-hasil jepretannya yang terbaik.
Tidak ada komentar: