Romansa Hujan
Semilir angin pagi ini,
Basah dan sejuk,
Membawa sisa hujan,
Dan sisa mimpi semalam,
Tentang kita yang berlarian di bawah hujan,
Bersorak riang menikmati tiap buliran sejuknya,
Sesekali memejamkan mata,
Meresapi setiap rasa di antara kita,
Sembari menengadah ke langit,
Melambungkan doa dan asa,
Perihal cinta dan harapan kita,
Lalu tersenyum bahagia dari lubuk hati belia kita.
Musim kali ini,
Hujan kembali menderas,
Menyapa ruang mimpi kita,
Dan kita masih (kembali) berlarian
Menikmati romansa hujan seperti dulu
Kau dan aku,
Di bawah langit yang tak lagi sama.
----------
Gap
Suatu kali aku (juga) berkunjung ke beranda mimpimu,
Mencaritahu sedalam apa kau menginginkanku,
Seperti yang selalu kau gaungkan,
Dalam tiap kunjunganmu ke beranda mimpiku .
Rupanya kita tak searah,
Debat kita selalu berakhir ‘debat kusir'
Kau ke Barat aku ke Timur,
Kau ke Utara aku ke Selatan.
Mimpi kita tak sejalan,
Ada gap berdiri kokoh
Pemisah mimpi-mimpi kita.
Kita harus pulang ke beranda mimpi sendiri,
Lalu kita,
Kembali menjadi asing.
----------
Labirin
Berkelok-kelok,
Berliku-liku,
Berjalan tak tahu arah,
Untuk kembali masih enggan,
Untuk melangkah takut tersesat.
----------
Sebentar Lagi Januari
Semilir angin siang ini,
Kering dan gersang.
Serangkai cerita yang tertulis dalam buku harian,
Akan tiba pada lembaran terakhir.
Tak ada kuasa melampaui,
Sebab ia adalah takdir.
Dan pada akhirnya,
Mengikhlaskan adalah kata terbaik di ujung cerita.
(Januari yang tak kunanti)
Fatmawati, S.Pd. akrab disapa Daeng Ngasi. Kelahiran Takalar, 26 Juni 1977. Aktivitas sehari-harinya sebagai pendidik di SMAN 9 Takalar.
Tidak ada komentar: