Bagi orang lain, pahlawan mungkin adalah sosok terkenal yang namanya dikenang oleh banyak orang, seseorang yang berjasa besar bagi negara atau masyarakat. Tetapi bagiku, pahlawan adalah Ayah dan Ibu.
Dalam keluargaku, aku memanggilnya tetta untuk ayahku, serta mama untuk ibuku. Dua sosok luar biasa yang senantiasa berada di sampingku, mendampingi setiap langkah hidupku dari kecil hingga kini.
Mereka memberikan dukungan tanpa henti dan kasih sayang tanpa syarat, memastikan aku tumbuh dengan cinta dan mendapatkan pelajaran berharga yang tak pernah aku lupakan.
Mereka adalah penyemangat hidupku yang selalu siap hadir kapan pun aku butuhkan, memberikan kehangatan serta nasihat bijaksana di setiap perjalanan yang kujalani, baik itu di masa senang maupun susah, yang membuatku merasa sangat beruntung hadir dalam keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang ini.
Keluargaku terdiri dari tetta, mama, satu kakak perempuan, dan satu adik laki-laki, dan yah, aku anak kedua atau anak tengah di antara saudara-saudaraku. Kami memiliki perbedaan usia yang cukup jauh, yakni 9 tahun dengan kakakku, serta 5 tahun dengan adikku.
Dalam keluarga ini, kebersamaan dan kehangatan sangat terasa, meski aku tidak ingin terdengar sombong, tapi itulah kenyataannya.
Banyak orang yang menilaiku sebagai 'anak tetta', karena memang tettaku sangat protektif terhadapku. Tetapi sifat protektif itu tidak hanya ia tujukan padaku, melainkan kepada kedua saudaraku juga.
Hal ini menunjukkan bahwa kasih sayang beliau begitu besar untuk kami bertiga tanpa ada perbedaan. Aku benar-benar sangat menyayangi orang tuaku, mereka bekerja keras tanpa henti demi membahagiakan semua anggota keluarganya, memastikan bahwa kami sebagai anaknya tidak kekurangan kasih sayang, semua kebutuhan dan keinginan kami tercapai.
Aku sadar bahwa tanpa kehadiran orang tuaku, aku tidak akan berada di dunia ini, tidak akan merasakan betapa hangat dan indahnya hidup bersama orang-orang yang begitu mencintai kita. Aku merasa bahwa mereka adalah pahlawan sejati yang selalu siap mengorbankan segala hal demi kebahagiaan keluarganya, bahkan di saat mereka harus melewati berbagai kesulitan dan tantangan dalam hidup.
Tettaku adalah seorang pekerja keras dan sosok yang sangat gigih di keluargaku. Seorang pria yang selalu berjuang tanpa mengenal lelah demi memastikan keluarganya hidup berkecukupan dan bahagia.
Meskipun dalam perjalanan hidupnya, ia harus menghadapi begitu banyak rintangan dan tantangan. Sebagai seorang wiraswasta, pekerjaan yang digelutinya menuntutnya untuk selalu berpikir kreatif dan inovatif, serta tidak mudah menyerah ketika berbagai usaha yang ia bangun mengalami banyak kendala, baik itu dalam hal finansial, persaingan usaha, ataupun faktor-faktor lain yang di luar kendalinya.
Namun, hal yang paling menginspirasi dari sosok tettaku adalah kegigihannya yang tak pernah padam. Di saat usaha yang ia kembangkan mengalami penurunan atau bahkan berada di ambang kegagalan, tettaku tidak akan tinggal diam atau merasa putus asa, melainkan ia selalu berusaha mencari cara untuk bangkit dan mencoba membangun usaha yang lain dengan harapan dapat menemukan peluang baru yang lebih baik untuk menghidupi kami.
Sikap pantang menyerahnya seolah telah menjadi ciri khas yang tak terpisahkan dari dirinya. Ia tidak pernah takut untuk memulai sesuatu yang baru, bahkan jika itu berarti harus belajar dari nol atau menghadapi risiko besar.
Dari ketekunan serta usahanya yang tanpa henti, terkadang aku sampai tidak bisa menghitung lagi berapa banyak usaha yang pernah ia coba, mulai dari berdagang, membuka jasa kecil-kecilan, hingga berbagai pekerjaan lainnya.
Semuanya ia lakukan demi satu tujuan, yakni untuk memastikan kami sebagai keluarganya tidak pernah kekurangan apa pun. Semangatnya itu selalu mengingatkanku pada betapa berharganya perjuangan yang ia lakukan untuk kami.
Aku merasa sangat beruntung memiliki seorang tetta yang tak hanya menjadi sosok pelindung keluarga, tetapi juga menjadi contoh arti perjuangan yang sebenarnya, yang tak pernah mundur meski cobaan datang silih berganti.
Dari sana, aku belajar banyak bahwa kehidupan adalah tentang keberanian untuk terus berusaha dan menemukan kekuatan dalam menghadapi setiap tantangan. Tettaku, dengan cara dan prinsipnya yang unik, mengajariku makna kehidupan dengan ketegasan dan disiplin, hal yang sering kali orang lain sebut sebagai 'keras'.
Namun perlu digarisbawahi bahwa 'keras' yang dimaksud di sini bukan berarti dia menggunakan kekerasan fisik atau bermain tangan, melainkan lebih kepada pendekatan yang tegas dan tidak memanjakan. Dimana setiap kali aku atau saudaraku melakukan kesalahan, kami tidak hanya dinasihati, tetapi sering kali juga dimarahi, sehingga terkadang membuatku merasa tertekan dan bahkan berpikir bahwa aku tidak pantas menjadi anaknya.
Aku berpikir seperti itu karena aku merasa aku tidak berguna untuknya. Meskipun hal ini mungkin terdengar berlebihan, namun inilah kenyataannya, karena ada beberapa peristiwa yang benar-benar membuatku merasa sangat tidak layak untuk mendapatkan kasih sayangnya dan menjadi anaknya.
Beralih ke mamaku, sosok yang begitu istimewa dan berharga dalam hidupku. Beliau dapat kuibaratkan sebagai malaikat tak bersayapku, karena ia selalu ada untukku, memberikan kasih sayang yang tulus dan merawatku dengan sepenuh hati tanpa mengharapkan imbalan apa pun.
Setiap harinya, mamaku menunjukkan cinta dan perhatian yang luar biasa. Mamaku adalah seorang guru SD yang mengajar di salah satu sekolah di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Dalam kehidupanku, ia tidak hanya berperan sebagai orang tua yang hebat, tetapi juga sebagai tempat curhat yang sangat nyaman dan aman bagiku.
Di mana setiap kali aku merasa perlu berbagi cerita tentang berbagai hal yang terjadi dalam hidupku, entah itu kebahagiaan, kesedihan, atau segala tantangan yang aku hadapi, mama selalu ada untuk mendengarkan tanpa pernah merasa bosan.
Kehadirannya sebagai pendengar yang setia sangat berarti bagiku, karena dia mampu memberikan perhatian penuh dan respons yang sangat baik, membuatku merasa diperhatikan dan dipahami. Seolah-olah setiap kata yang kuucapkan memiliki makna yang sangat penting bagi kami berdua.
Tidak jarang, saat aku bercerita tentang impian dan harapanku, mama selalu memberikan dorongan dan semangat, serta memberikan nasihat bijak yang membantuku melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Hal ini menjadikannya pantas dengan julukan 'pendengar terbaik' dalam hidupku.
Mengingat kenyataannya bahwa ia selalu dapat merangkul semua perasaanku dengan penuh kasih sayang dan kebijaksanaan, sehingga aku merasa beruntung memiliki sosok mama yang tidak hanya mendidikku, tetapi juga menjadi sahabat terbaik yang selalu siap mendengarkan dan mendukungku dalam setiap langkah perjalanan hidupku.
Mamaku mengajariku dengan cara yang hampir sama dengan tettaku, memberikan pelajaran berharga dalam hidupku, tetapi dengan pendekatan yang lebih lembut dan penuh kasih, sehingga aku merasa lebih nyaman dalam menerima nasihat dan bimbingannya.
Meskipun tidak sekeras tettaku dalam menegakkan kedisiplinan, mamaku tetap memiliki ketegasan tersendiri yang membuatku menghargai setiap nasihat yang dia berikan. Tapi, bukan berati aku tidak nyaman saat menerima nasihat dan bimbingan dari tettaku, aku juga merasakan kenyamanan saat tettaku memberikan itu, karena ada kalanya tettaku memberikannya dengan cara yang lembut.
Dan juga, bukan berarti aku tidak menerima dan menghargai nasihat yang tettaku berikan, aku juga menghargai dan menerima nasihat dari tettaku. Terlepas dari itu semua, meskipun mamaku selalu mendukungku, ada kalanya aku merasa tidak pantas menjadi anaknya, alasannya sama seperti perasaanku terhadap tettaku.
Orang tuaku menaruh harapan besar kepadaku. Terkadang, perasaan takut dan cemas menghantuiku, mengingat betapa aku khawatir tidak bisa memenuhi semua harapan mereka.
Aku menyadari bahwa di balik setiap harapan yang mereka tanamkan padaku, terdapat berbagai tantangan dan pengorbanan besar yang mereka hadapi demi kebahagiaan dan masa depan anak-anaknya, ini membuatku merasa sangat berutang budi kepada mereka.
Oleh sebab itu, aku ingin membalas semua perlakuan baik yang telah mereka berikan kepadaku, meskipun aku tahu bahwa apapun yang bisa kulakukan untuknya, itu tidak akan pernah setara dengan semua usaha dan pengorbanan yang telah mereka lakukan untukku.
Aku sangat bersyukur bisa hadir dalam keluarga ini. Aku berharap suatu saat nanti, aku bisa menunjukkan kepada orang tuaku bahwa aku sangat menghargai semua yang telah mereka lakukan untukku.
Hal itu ingin aku tunjukkan dengan cara membuat mereka bangga karena telah memiliki aku sebagai anaknya. Aku juga berharap, segala usaha dan kerja keras yang aku lakukan dapat membuktikan bahwa semua harapan yang mereka tanamkan padaku tidak sia-sia, dan dengan setiap pencapaian yang aku raih, aku juga berharap bisa membuat orang tuaku bangga kepadaku, menjadikan semua pengorbanan dan jerih payah mereka terasa terbayarkan, berharga dan berarti dalam perjalanan hidupku.
Nurul Fadilah, nama yang sederhana. Ia bisa disapa Nurul, dan beberapa temannnya yang lain memanggilnya Dila. Saat ini, Ia menetap bersama keluarga di Desa Paddinging Kecamatan Sanrobone. Nurul tercatat sebagai siswa SMAN 1 Takalar. Selain gemar membaca berbagai gendre buku, Nurul juga memiliki obsesi untuk menerbitkan novel demi novel di masa depan. Tentu saja, impian tersebut akan segera terwujud, oleh sebab Nurul memiliki imajinasi yang berwarna-warni, sehingga ketika tersenyum kecil sekalipun, Ia nampak sebagai ratu bidadari.
Tidak ada komentar: