Sumber: Harian Indo Dot Com |
Di Indonesia, kita masih banyak permasalahan yang belum terselesaikan, dari ujung Saban hingga ujung Merauke, masalah bangunan sekolah tidak layak, infrastruktur tidak memadai, WC yang sagat minim perhatian, dan lainnya masih merajalela di dunia pendidikan Indonesia yang sudah menjadi PR pemerintah yang sudah turun-temurun. Sayangnya yang kita permasalahkan saat ini adalah soal jam belajarnya, sangat ironis.
Pesan untuk Menteri Pendidikan yang baru, gagasan ini memang punya tujuan yang bagus, tapi jika kita renungkan kembali PR Pemerintah, bukankah itu terdengar ”ide yang kurang bagus?” . tujuannya bagus tapi langkah-langkahnya yang salah. Ya, system ini dibuat dengan maksud untuk meningkatkan intelegensi anak, dan meminimalkan kenakalan remaja, tapi sudahkah anda memikirkan bagaimana perasaan para pelajar Indonesia?
Kita Negara berkembang, tidak sama dengan Negara maju yang punya bangunan sekolah yang super elit, infrastruktur yang lengkap, ruangan kelas yang nyaman, ruang ekskul yang bagus dan yang lainnya. Mereka pantas dan layak membuat peraturan yang mengharuskan siswanya belajar di sekolah hingga sore. Tapi bagaimana dengan kita? Ya, memang sudah ada bahkan sudah banyak sekolah yang bagus dan lengkap, tapi itu hanya ada di ibu kota dan kota-kota maju lainnya di Indonesia. Tapi silahkan berkunjung dulu ke pelosok negeri dan lihat langsung bagaimana perjuangan para Siswa untuk bersekolah. Mulai dari jarak rumah yang jauh, sekolah yang kumuh, ruang kelas tidak layak, bangku bangku yang sudah rusak apalagi ruangan ekskul, bahkan bisa saja mereka tidak mengenal ruangan seperti itu. Bayangkan, para siswa harus belajar di ruangan seperti itu hingga sore selama enam hari dalam sepekan!
Tujuannya meningkatkan kemapuan dan kecerdasan serta mengurangkan kenakalan remaja dengan menambah jam belajar, tapi ingat, yang belajar itu siswa dan siswa adalah anak yang butuh banyak pengalaman dan butuh waktu bermain di masa mereka yang masih dini, anda sebagai seorang Menteri yang bertanggung jawab dengan peningkatan pendidikan di Indonesia sudah pasti tahu hal itu, lalu apakah anda harus merebut itu semua dengan menggantikannya dengan full belajar? yang bersekolah adalah siswa, mereka yang mengalami proses belajarnya bukan anda. Jadi lihat juga dari sisi pandangan mereka sebagai seorang siswa yang bersekolah bukan di sekolah yang ternama dan mahal. Mereka bisa saja makin sters karena lingkungan yang kurang mendukung dan hal itu sangat berdampak dengan hasil belajar mereka, bukannya makin pintar malah makin stress.
Di Makassar saja yang termasuk kota yang maju masih terdapat banyak sekolah yang tidak layak untuk menerapkan system tersebut, apalagi sekolah yang ada di pedalaman. Mohon fikirkanlah.
Layaknya sebuah teks prosedur, kita harus melakukan sesuatu sesuai urutannya. Jangan mulai dari pendahuluan dan langsung meloncat ke tahap akhir,karena pasti akan terjadi kesalahan. Jadi terlebih dahulu tingkatkan pembangunan sekolah layak di Indonesia dengan fasilitas lengkap, guru-guru yang layak, kurikulum yang bagus, barulah terapkan System Full Day School. Dengan begini system full day school pasti akan mendapat banyak persetujuan baik dari kalangan pelajar hingga orang tua siswa. Ditulis sebagai tugas Kelas Literasi SMAN 3 Takalar.
Penulis: Sri Putri Amaliah
Siswa SMAN 3 Takalar.
Tidak ada komentar: