Dentuman waktu terus berdetik
Sang surga terus mengitari membagi cahaya di bumi
Seolah tak peduli dengan tragedi
Tragedi lukiskan saja sejarah
Sang surga terus mengitari membagi cahaya di bumi
Seolah tak peduli dengan tragedi
Tragedi lukiskan saja sejarah
Menetes lagi air mata
Berlumurkan lagi cairan kental merah
Terdengar lagi suara hati yang pasrah
Runtuh lagi bangunan kota
Berlumurkan lagi cairan kental merah
Terdengar lagi suara hati yang pasrah
Runtuh lagi bangunan kota
Berapa ratus lagi harus kami makamkan!
Berapa kali lagi harus kami balut luka di perban kafan
Belum cukupkah nyawa yang kalian musnakan?
Kapankah kami bisa bebas dari penjara di tanah kami sendiri
Berapa kali lagi harus kami balut luka di perban kafan
Belum cukupkah nyawa yang kalian musnakan?
Kapankah kami bisa bebas dari penjara di tanah kami sendiri
Kami shalat enam waktu sehari
Subuh, zuhur, ashar, magrib, Isya dan shalat jenazah
Apakah salah nyaw yang tak berdosa
Siapa yang harus kami salahkan?
Subuh, zuhur, ashar, magrib, Isya dan shalat jenazah
Apakah salah nyaw yang tak berdosa
Siapa yang harus kami salahkan?
Cukup kalian renggut kebahagiaan kami
Cukuplah kota gaza yang kalian teror
Tak usah kalian renggut lagi nyawa yang tak berdosa
Cukuplah, cukuplah wahai pemilik ego.
Cukuplah kota gaza yang kalian teror
Tak usah kalian renggut lagi nyawa yang tak berdosa
Cukuplah, cukuplah wahai pemilik ego.
Ihdiani Rezky. A.A (peserta kelas literasi SMAN 3 Takalar angkatan 3)
Tidak ada komentar: