Sindikasi Pena Hijau

Sindikasi Pena Hijau adalah sebuah komunitas yang bersifat kolektif kolegial dan fokus pada terbangunnya budaya literasi yang progresif di tengah kaum muda dan kalangan profesional yang berpihak pada kemajuan dan pemajuan kebudayaan.

Pada mulanya, sindikat ini bernama Komunitas Pena Hijau Takalar yang dideklarasikan oleh lima orang siswa binaan #KelasLiterasi  pada seminar yang dihelat pada 05 Februari 2011 O’Zevens Community dengan menghadirkan dua orang penulis, Khrisna Pabichara dan Dul Abdul Rahman. Komunitas ini diorientasikan sebagai wadah berhimpunnya kaum muda Takalar yang punya minat di dunia kepenulisan, terutama yang sama-sama belajar di #KelasLiterasi.

#KelasLiterasi adalah kegiatan utama dari program #SekolahLiterasi Pimpinan Cabang Pemuda Muslimin  Indonesia Kabupaten Takalar yang mulai digulirkan tahun 2011. Program ini menemukan momentumnya ketika O’Zevens Community, sebuah komunitas alumni SMA Negeri 1 Takalar lulusan tahun 2007, menggelar seminar nasional dengan tema, “Mari Menulis Untuk Kemajuan Bersama” pada 05 Februari 2011.

Tanggal 05 Februari 2011 menjadi hari kelahiran Komunitas Pena Hijau. Berikut ini, Piagam Deklarasi Komunitas Pena Hijau Takalar yang ditandatangani oleh Andi Tenri Kosasih Arief, Indah Purnama, Lika Annisa Nurrahma, Nurhikmah Mubarakah, dan Trisnawati Andini.

PIAGAM DEKLARASI
KOMUNITAS PENA HIJAU

 Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala telah menganugerahkan multi potensi dan beragam talenta kepada kita manusia, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk memaksimalkan potensi tersebut sesuai dengan fungsi penciptaan manusia, guna mewujudkan masyarakat yang diridhoi Allah Subhanhu Wata’ala.
Kami sebagai bagian dari Generasi Muda Takalar yang menyadari akan hak dan kewajibannya, akan mengambil peran serta dan tanggung jawab dalam mengembangkan potensi, minat dan bakat yang kami miliki untuk mewujudkan Generasi Muda Takalar yang bermanfaat bagi sesamanya.
Menulis adalah salah satu potensi utama yang dianugerahkan Allah kepada manusia. Dengan menulis, kita dapat menyampaian pikiran, mencurahkan pendapat dan mengemukakan gagasan.
Olehnya itu, kami berkomitmen untuk mengembangan potensi menulis yang telah dianugerahkan oleh Allah tersebut agar bisa bermanfaat secara lebih maksimal demi kemajuan bersama dan mendorong perubahan.
Kami meyakini bahwa tujuan itu dapat dicapai dengan hidayah dan taufiq Allah Subhanahu Wata’ala, serta usaha-usaha yang teratur, terencana dan penuh hikmah. Maka dengan mengharap ridho Allah, kami menghimpun diri dan mendeklarasikan berdirinya Komunitas Pena Hijau Takalar.

Sejak deklarasi sampai hari ini, pegiat Komunitas Pena Hijau Takalar telah berhasil empat judul buku. Kumpulan cerpen ‘You Can Do It!’ (Pena Hijau Publishing, Takalar, Februari 2011) ditulis bersama oleh para deklarator Komunitas Pena Hijau serta beberapa pegiat generasi awal. Kumpulan Cerpen ‘Rindu Sepasang Purnama’ (LeutikaPrio, Yogyakarta, Oktober 2013) ditulis bersama oleh para pegiat beserta pembina komunitas, Kumpulan pantun, ‘Yang Tersimpan’ (Pena Hijau Publishing, Mei 2013) buah karya salah seorang pembina komunitas, serta 'Album Biru' (LeutikaPrio,  Yogyakarta, Agustus 2017), buah karya pegiat komunitas di SMAN 3 Takalar, SMAN 1 Galesong dan SMAN 3 Polongbangkeng Utara.


#SekolahLiterasi telah pernah membuka #KelasLiterasi dan melahirkan pegiat Komunitas Pena Hijau di beberapa Sekolah Menengah Atas dan Kampus di Takalar, diantaranya: SMAN 1 Takalar, SMAN 3 Takalar, SMAN 1 Galesong, SMAN 2 Polut, SMAN 3 Polut, MA Galesong, MA Salaka dan STAI Yapis Takalar. 

Setelah dialektika semasa satu dekade, komunitas ini mengalami pergantian pengelola teknis dan karakter gerakan, meski tetap pada spirit perjuangan yang serupa. Saat ini, Pena Hijau menegaskan diri sebagai sindikat, sepenggal kata bertenaga yang merepresentasikan kekuatan persekutuan dan/atau penggabungan kekuatan untuk tujuan yang lebih besar.

Selain itu, sejak menegaskan diri sebagai sindikat, komunitas ini menanggalkan kata Takalar untuk memperjelas bahwa komunitas ini tak membatasi diri pada lokal wilayah tertentu, meski pegiatnya saat ini berdomisili di Sulawesi Selatan.

Untuk kelancaran administrasi, Sindikasi Pena Hijau dijalankan oleh Presidium yang bekerja secara kolektif kolegial dengan kewenangan masing-masing untuk mengambil keputusan yang produktif bagi komunitas.

Kasman McTutu, Cheif Executive Officer (CEO) yang menjalankan fungsi kesekretariatan komunitas. Sehari-hari bekerja sebagai Auditor Muda Bidang Pencegahan dan Investigasi Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, dan menulis pada berbagai website komunitas literasi. Berdomisili di Makassar.

Zaid Arsyi el Muta'aliyah, Direktur Penelitian dan Pengembangan yang fokus pada berbagai upaya penerokaan program-program yang akan dijalankan komunitas berbasis kebutuhan subyek program. Kesehariannya diisi sebagai guru di SMA Negeri 1 Takalar dan menjadi pembina Kelompok Ilmiah Remaja di sekolahnya. Menetap di Takalar.

Ahmad 'ar Rusy' Rusaidi, Direktur Program yang bertugas untuk menaja program-program yang dijalankan oleh komunitas. Secara teknis, menjadi eksekutor teknis kegiatan-kegiatan komunitas. Sehari-hari mengajar di SMA Negeri 9 Takalar dan mengasuh Rumah Baca Al Syifa Ereng-Ereng Bantaeng. Beralamat di Bantaeng.

Munawir Manjo, Direktur Jaringan Kerja yang menggawangi urusan komunikasi komunitas ke berbagai pemangku kepentingan. Menjalani rutinitas sebagai sipir pada Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Takalar, dan secara rutin menulis pada berbagai website komunitas literasi. Bersemayam di Takalar.


















Sindikasi Pena Hijau Sindikasi Pena Hijau Reviewed by web on 6/30/2019 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.